Profil Veda Ega Pratama: Pebalap Gunungkidul yang Menaklukkan Sirkuit Mugello

pttogel Veda Ega Pratama telah mencatatkan namanya dalam sejarah balap motor Indonesia sebagai salah satu talenta muda paling bersinar. Kemenangan gemilangnya di Sirkuit Mugello, Italia, menjadi bukti bahwa anak bangsa dari pelosok daerah mampu bersaing di level internasional. Sosok kelahiran Gunungkidul, Yogyakarta, ini tak hanya mengandalkan keberanian, namun juga dedikasi, kerja keras, dan dukungan keluarga yang kuat.


Awal Mula Perjalanan Sang Pebalap

Lahir pada 23 November 2008 di Wonosari, Gunungkidul, Veda Ega Pratama sudah akrab dengan dunia balap sejak usia dini. Ia merupakan anak dari Sudarmono, seorang mantan pembalap nasional yang kemudian menjadi pelatih sekaligus mentor utama dalam kariernya. Sejak usia 4 tahun, Veda sudah dikenalkan pada dunia balap motor lewat motocross sebelum akhirnya menjajal balapan mini GP dan road race di usia 8–9 tahun.

Gunungkidul mungkin tak dikenal sebagai pusat olahraga otomotif, tapi justru di sanalah karakter dan mental Veda dibentuk. Ia rutin berlatih di lintasan sederhana seperti pasar hewan Playen atau sirkuit semi permanen di Boyolali dan Semarang. Kondisi yang serba terbatas tidak menghalanginya untuk berkembang, justru membentuknya menjadi pembalap yang tangguh, sabar, dan penuh perhitungan.

baca juga: treasure-gak-sabar-ajak-teume-seru-seruan-di-allo-bank-festival-2025


Menembus Kasta Nasional dan Asia

Bakat besar Veda mulai tercium oleh Astra Honda Motor (AHM) pada tahun 2019. Di bawah bimbingan tim balap profesional, kariernya melesat cepat. Ia menjadi juara nasional kelas pemula dalam usia yang sangat muda, yaitu 11 tahun.

Tahun 2021, Veda mulai tampil di ajang internasional Asia Talent Cup (ATC). Di musim debutnya, ia berhasil finis di posisi ke-8 secara keseluruhan. Setahun berikutnya, ia naik podium untuk pertama kalinya. Kemudian, pada tahun 2023, Veda mencetak sejarah dengan menjadi juara umum ATC, setelah mendominasi musim dengan memenangi 9 dari 12 balapan yang digelar. Prestasi ini menjadi langkah awalnya menuju panggung balap dunia.


Menggebrak Eropa di Red Bull Rookies Cup

Tahun 2024 menjadi momentum penting ketika Veda lolos seleksi Red Bull MotoGP Rookies Cup (RBRC), ajang pembibitan pembalap muda yang menjadi jalan menuju MotoGP. Di sini, Veda berhadapan dengan talenta terbaik dari berbagai negara Eropa, Asia, dan Amerika Latin. Persaingan ketat bukanlah hal baru bagi Veda, tapi medan dan atmosfer Eropa jelas menjadi tantangan tersendiri.

Di musim perdananya, Veda langsung mencuri perhatian. Ia meraih podium ketiga di sirkuit Spielberg, Austria. Ia juga tampil konsisten di beberapa seri lainnya, termasuk Mugello, Italia, tempat yang menjadi saksi kemenangan bersejarahnya.


Kemenangan Bersejarah di Mugello

Tanggal 21 dan 22 Juni 2025 menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh pecinta balap motor di Indonesia. Di Sirkuit Mugello yang ikonik dan penuh sejarah, Veda Ega Pratama mencatat dua kemenangan beruntun atau double winner dalam satu akhir pekan.

Pada Race 1, Veda yang start dari posisi kedua langsung mengambil inisiatif memimpin balapan sejak lap awal. Ia menunjukkan ketenangan luar biasa dalam mengelola tekanan, dan akhirnya berhasil finis pertama mengungguli David Gonzalez dan Giulio Pugliese.

Pada Race 2, pertarungan berlangsung lebih dramatis. Veda terlibat duel ketat dengan pembalap Malaysia, Hakim Danish, hingga garis finis. Dalam pertarungan “foto finish”, Veda keluar sebagai pemenang dengan selisih waktu hanya 0,011 detik. Kemenangan ini mengantarkannya sebagai salah satu pesaing utama dalam klasemen sementara RBRC 2025.


Ciri Khas dan Gaya Balap Veda

Veda Ega Pratama dikenal sebagai pembalap dengan karakter tenang, cerdas, dan strategis. Ia mampu membaca situasi balapan dengan baik, tahu kapan harus menyalip, dan piawai memanfaatkan slipstream di lintasan lurus. Gaya balapnya sering disebut mirip pembalap senior MotoGP, karena penuh kalkulasi dan minim kesalahan.

Dibentuk dari latihan keras di sirkuit seadanya, insting balap Veda terasah secara alami. Ia bukan tipe pembalap yang tergesa-gesa, tapi tahu bagaimana cara menjadi yang tercepat dengan efisiensi maksimal.


Dukungan dan Harapan Besar dari Indonesia

Setelah meraih kemenangan di Mugello, Veda tak lupa mengucap syukur kepada Tuhan dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mendukungnya. Ia menyadari bahwa perjuangannya di lintasan membawa harapan dan kebanggaan bagi banyak orang, terutama anak-anak muda dari daerah terpencil seperti Gunungkidul.

Kemenangan ini juga menjadi sinyal bagi dunia bahwa Indonesia tidak kekurangan talenta di dunia balap. Veda kini menjadi inspirasi bagi generasi baru yang ingin menapaki jejaknya menuju panggung dunia.


Langkah Selanjutnya: Menuju MotoGP?

Dengan pencapaiannya sejauh ini, Veda diproyeksikan sebagai calon pembalap Indonesia pertama yang berpeluang masuk Moto3 bahkan MotoGP secara penuh. Red Bull Rookies Cup hanyalah batu loncatan. Jika konsisten, bukan tak mungkin ia akan menarik perhatian tim-tim besar Eropa dan masuk dalam jajaran pembalap profesional level dunia.

Seri selanjutnya Red Bull Rookies Cup dijadwalkan digelar di Sachsenring, Jerman, pada pertengahan Juli 2025. Mata para pecinta balap akan tertuju pada Veda: apakah ia bisa mempertahankan tren positif dan terus merangsek naik dalam klasemen.


Penutup

Veda Ega Pratama bukan hanya pebalap muda berbakat. Ia adalah simbol dari perjuangan, ketekunan, dan impian besar dari tempat yang sederhana. Dari lintasan tanah di Gunungkidul hingga podium tertinggi di Mugello, kisahnya adalah inspirasi bagi seluruh anak bangsa.

Dengan mental baja, skill mumpuni, dan dukungan penuh dari keluarga serta masyarakat Indonesia, Veda tengah menapaki jalan menuju sejarah. Bukan sekadar menjadi pebalap hebat, tetapi juga menjadi duta bangsa di lintasan balap dunia.

sumber artikel: zalora88.id