Danantara Tegaskan Tak Asal Suntik Modal ke BUMN, Ada Kajian Risiko dan Efisiensi

TVTOGEL — Setelah terbentuknya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), skema pendanaan untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini mengalami perubahan besar. BUMN tidak lagi menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) secara langsung dari APBN. Namun, bukan berarti Danantara akan sembarangan memberikan suntikan dana.

Menurut Rohan Hafas, Managing Director Stakeholder Management and Communications Danantara, setiap permintaan modal dari BUMN kini harus melalui proses penilaian menyeluruh, termasuk kajian risiko dan kelayakan bisnis.

“Jadi BUMN yang punya laba akan menyetorkan labanya ke Danantara, bukan lagi ke negara. Danantara berperan seperti induk usaha yang menilai kebutuhan modal anak perusahaannya,” jelas Rohan dalam temu media di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Rohan menegaskan, permintaan modal dari BUMN tidak otomatis disetujui. Setiap pengajuan akan ditinjau oleh komite dan manajemen risiko sebelum keputusan akhir diberikan.

“Kalau mereka butuh dana, bisa mengajukan. Tapi kami akan lihat dulu, apakah proyeknya layak, apakah risiko dan potensi keuntungannya masuk akal. Jadi tidak serta-merta langsung dikasih,” ujarnya.

Skema ini juga berlaku untuk BUMN yang ingin melakukan investasi baru. Dana investasi diambil dari dividen yang telah dikumpulkan Danantara dari seluruh perusahaan pelat merah.

“Kalau BUMN mau berinvestasi, mereka bisa minta ke Danantara, tapi tetap kami review dulu. Setelah dinilai layak, baru dana bisa disalurkan,” tambah Rohan.


Target Peningkatan Dividen BUMN

Sebelumnya, CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani menyebut lembaganya menargetkan kenaikan signifikan pada setoran dividen BUMN dalam lima tahun ke depan. Total dividen ditargetkan bisa mencapai Rp165,8 triliun, atau setara USD 7–10 miliar hingga 2030.

“Kita melihat target dividen ini realistis, bukan angka yang terlalu ambisius. Tapi tetap menantang agar kita bisa mengoptimalkan kinerja BUMN,” ujar Rosan dalam Forbes Global CEO Conference di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Pada tahun sebelumnya, setoran dividen BUMN tercatat mencapai Rp85,5 triliun, dan ditargetkan naik menjadi Rp90 triliun pada 2025. Dengan strategi optimalisasi yang dijalankan Danantara, angka ini diharapkan bisa melonjak hampir dua kali lipat dalam lima tahun ke depan.


Dorong Kontribusi BUMN Menengah

Rosan juga menekankan bahwa peningkatan dividen tidak boleh hanya bergantung pada BUMN besar seperti Pertamina atau anggota Himpunan Bank Negara (Himbara). Menurutnya, perusahaan pelat merah berskala menengah juga perlu memberikan kontribusi nyata terhadap pendapatan negara dan penciptaan lapangan kerja.

“Kami ingin semua BUMN berkontribusi, bukan hanya dari sisi profitabilitas, tapi juga dari penciptaan pekerjaan, efisiensi, dan produktivitas,” jelasnya.

Dengan pendekatan investasi yang lebih selektif dan berbasis bisnis, Danantara diharapkan bisa memperkuat peran BUMN sebagai motor penggerak ekonomi nasional tanpa lagi bergantung pada suntikan modal negara.