Gus Yahya Soroti Akar Masalah: Dukung Penegakan Hukum atas Pembalakan Liar Pasca-Bencana Sumatra

EPICTOTO — Ketua Umum PBNU, K.H. Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, menyuarakan dukungan tegasnya bagi upaya pemerintah mengusut tuntas praktik pembalakan liar (illegal logging) di Sumatra. Pernyataan ini disampaikan menyusul temuan kayu gelondongan dalam jumlah besar yang hanyut terbawa arus banjir bandang, mengindikasikan kuatnya praktik ilegal di balik bencana alam tersebut.

“Ya, itu seharusnya (diusut). Sudah seharusnya,” tegas Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2025).

Bencana sebagai Momentum Refleksi dan Perbaikan

Lebih dari sekadar dukungan penegakan hukum, Gus Yahya menyoroti dimensi moral dan ekologis dari tragedi ini. Ia mengingatkan bahwa musibah yang melanda Sumatra dan Aceh juga dapat dimaknai sebagai peringatan untuk melakukan introspeksi kolektif atas dampak perbuatan manusia terhadap alam.

“Seluruh bangsa kita, mari bertobat. Karena firman Allah menyatakan, musibah apa pun yang menimpa pasti karena ada kesalahan yang kita perbuat. Mari kita semua bertobat,” ajaknya, mengutip pesan untuk belajar dari bencana.

Keyakinan pada Komitmen Pemerintah dan Kekuatan Kolaborasi

Di sisi lain, Gus Yahya menyampaikan optimisme dan keyakinannya terhadap komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menangani akar masalah ini. Ia menilai adanya gestur kuat dari pemimpin untuk memperbaiki keadaan, meski menyadari tantangan yang tidak sederhana di depan.

“Kita melihat gestur yang sangat kuat dari Pak Prabowo untuk memperbaiki keadaan. Itu tentu bukan upaya yang sederhana dan pasti penuh tantangan,” ujarnya. Ia meyakini bahwa masalah kerusakan alam yang berkontribusi pada bencana ini akan segera ditangani dan kondisi alam dapat dipulihkan.

Aksi Nyata dan Duka untuk Korban

Sebagai bentuk kepedulian dan aksi nyata, Gus Yahya juga mengonfirmasi bahwa PBNU telah bergerak cepat dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana melalui jaringan Pengurus Wilayah (PWNU) dan Pengurus Cabang (PCNU) di daerah-daerah terdampak. Pada kesempatan yang sama, ia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada seluruh keluarga yang kehilangan sanak saudara dalam musibah ini.

Pernyataan Gus Yahya ini menegaskan bahwa penanganan bencana tidak hanya bersifat reaktif dan kuratif, tetapi juga harus menyentuh aspek preventif dengan menindak tegas pelaku perusakan lingkungan. Dukungan dari tokoh agama berpengaruh seperti ini diharapkan dapat memperkuat legitimasi sosial dan moral bagi upaya restorasi ekologi dan penegakan hukum di Sumatra.